Motorik anak yang terasah dari awal akan memudahkannya beraktivitas dan bersosialisasi di kemudian hari.
Mengasah perkembangan motorik anak saat liburan
Ada beragam hal yang bisa diterapkan orangtua untuk anak sehingga fungsi motorik anak terus bekerja dan berkembang. Tak disadari, ketika anak bermain, berlari, makan, melempar, ataupun melangsungkan aktivitas lainnya, kemampuan motorik halus dan kasarnya pun terasah.Kemampuan motorik halus biasanya melibatkan koordinasi gerakan organ tubuh, misalnya gerakan tangan, kaki, mata, maupun jari. Misalnya saat ia berhasil memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain atau saat si kecil menggunakan jari-jarinya untuk meraih sesuatu.
Sementara itu, motorik kasar biasanya melibatkan otot-otot besar si kecil dalam aktivitas yang lebih aktif. Misalnya, ketika ia sedang melempar dan menangkap bola, berjalan, menendang, naik tangga, ataupun melompat.
Anda bisa mengajak si kecil mengasah motoriknya sambil liburan di rumah ataupun di luar kota. Ada beragam kegiatan yang bisa orangtua lakukan untuk meningkatkan perkembangan motorik anak.
Ide kegiatan berikut bisa dapat Anda coba bersama anak untuk mengasah perkembangan motorik.
1. Main pasir di pantai
Pantai selalu identik dengan permainan pasir. Pasti si kecil amat bersemangat ketika ia dihadapkan dengan hamparan pasir, ember-ember kecil, dan sekop. Selain menyenangkan, bermain pasir juga bisa mengasah perekembangan motorik anak.
Biarkan si kecil mengeksplorasi pasir pada jari-jarinya, tangan dan kakinya. Setelahnya, ajak ia bermain seperti mengambil pasir dengan sekop, menuang pasir ke ember, lalu mengayaknya. Berikan ia tantangan untuk membangun gundukan pasir dengan pasir.
Kegiatan menyenangkan ini tentu bisa diterapkan saat Anda liburan bersamanya di pantai, sehingga motorik halusnya juga terasah.
2. Bermain bola
Tak hanya bermain pasir, Anda bisa mengajak anak untuk memicu perkembangan motorik dengan bermain bola. Sebetulnya, bermain bola bisa dapat dilakukan di mana saja.
Saat bermain bola, si kecil termotivasi untuk bergerak lebih aktif. Dengan menangkap, mengejar, dan menendang bola, ia juga melatih motorik kasarnya. Anda juga mengajak anak-anak seumurannya untuk ikut bermain, sehingga si kecil juga lebih semangat untuk bergerak.
Anak yang terbiasa aktif menggerakkan organ tubuhnya dapat meningkatkan kekuatan ototnya. Sebuah penelitian juga menunjukkan, perkembangan motorik anak juga berkaitan erat dengan pertumbuhan kognitifnya.
Perkembangan motorik anak saat liburan
3. Mengajaknya ke taman bermain
Kapan terakhir kali Anda mengajak si kecil ke taman bermain outdoor? Ada banyak permainan yang bisa dicoba.
Temani anak di taman bermain untuk mengeksplorasi permainan. Misalnya, bermain perosotan, memanjat tiang panjat, bermain jungkat-jungkit, dan ayunan. Bak olahraga, permainan ini sangat mudah dilakukan untuk memicu perkembangan kerja motorik kasar anak.
Mereka akan belajar memainkan dan mengendalikan permainan. Contohnya, anak jadi belajar mengendalikan ayunan untuk bergerak lebih cepat dan menghentikannya dengan kaki atau gerak tubuhnya. Anak juga jadi paham bagaimana cara bertahan di tiang dan bergerak maju dengan mengayunkan tubuh dan gerakan tangan mereka.
Semua anggota tubuh terlibat saat ia bermain, sehingga anak juga akan melatih gerak koordinasi sistem geraknya.
Baca Juga
4. Bermain plastisin (playdough)
Liburan di rumah bersama si kecil? Tak masalah. Masih ada kegiatan seru yang bisa dilakukan bersama si kecil, contoh bermain plastisin.
Pada usianya, anak penasaran untuk mengeksplorasi dan membuat beragam hal. Ia bisa mengekspresikan kreasinya melalui warna-warni plastisin. Anda bisa mengajaknya untuk membuat beragam bentuk, misal pelangi atau hewan kesukaannya dengan plastisin.
Saat membentuk plastisin, anak akan menambah pengalamannya dalam membentuk sesuatu dengan jari-jari tangannya. Dengan demikian, sambil bermain, ia mengasah kemampuan motorik halusnya.
Perkembangan motorik halus anak juga meningkatkan kemampuannya dalam mengontrol dan mengoordinasikan tubuhnya. Ketika perkembangan motoriknya beerjalan dengan baik, tentu akan menguntungkan anak dalam sisi akademis, sosial, dan personalnya.
0 Comments:
Posting Komentar