Bayi Sering Mengeluarkan Air Liur, Apakah Ini Normal?
Air liur (saliva) adalah hasil produksi dari kelenjar air liur yang mengandung 98% air dan zat penting seperti enzim, bakteri, dan elektrolit.
Meskipun sering dipandang sebelah mata, air liur ternyata memiliki peran yang penting bagi sistem pencernaan.
Air liur membantu Anda dalam menghaluskan serta mencerna makanan. Nah, kelenjar air liur ini sebenarnya sudah aktif ketika masih di dalam kandungan dan orangtua baru mengetahuinya ketika bayi dilahirkan.
Umumnya, bayi sering mengeluarkan air liur beberapa hari setelah dilahirkan hingga ia berusia 3 bulan.
Sebagian besar kondisi ini disebabkan oleh gastroesophageal reflux atau asam refluks pada bayi, yakni cairan di dalam perut yang kembali ke kerongkongan.
Asam refluks pada bayi ini terjadi akibat otot sfingter di kerongkongan bagian bawah belum
sepenuhnya berkembang dan bekerja dengan baik.
Namun Anda tidak perlu khawatir, seiring waktu, otot tersebut akan beradaptasi dan tidak lagi membuat si kecil terus menerus ngiler.
Kemudian, saat ia mulai memasuki usia 6 bulan atau lebih, air liurnya akan kembali sering keluar dari mulut.
Ini terjadi akibat produksi air liur meningkat karena si bayi akan tumbuh gigi. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga bayi berusia 12 bulan.
Apakah normal jika bayi terus mengeluarkan air liur?
Mengeluarkan air liur atau meludah berbeda dengan muntah.
Meludah hanya mengeluarkan air liur, sementara muntah akan mengeluarkan isi makanan. Meludah juga tidak melibatkan kontraksi otot yang kuat sehingga tidak membuat bayi merasa sakit atau tidak nyaman.
Perlu Anda ketahui bahwa meludah adalah hal yang normal dan tidak mengganggu kesehatan bayi.
Selama bayi tidak rewel, berat badannya tidak berkurang, dan tetap aktif bergerak, hal ini tidak perlu Anda khawatirkan.
Meskipun sering mengeluarkan air liur adalah hal yang normal pada bayi, Anda tetap harus mewaspadai beberapa hal.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, segera periksakan ke dokter, jika si kecil mengalami gejala berikut ini:
- Cairan yang dikeluarkan bukan air liur, melainkan cairan berwarna hijau kekuningan atau berdarah.
- Tumbuh kembang bayi tidak sesuai usia.
- Berat badan menurun dan bayi tidak mau makan.
- Pernah muntah darah atau ada darah di fesesnya.
- Sering menangis lebih dari 3 jam sehari dan mengalami kesulitan bernapas.
Tips mengatasi bayi yang sering mengeluarkan air liur
Air liur yang terus keluar terkadang bisa menimbulkan ruam kulit di area yang dibasahinya. Supaya si kecil tidak terus-menerus mengeluarkan air liur, Anda bisa mengakalinya dengan berbagai cara, seperti:
1. Pastikan bayi tidak makan berlebihan
Tidak memberi makan bayi secara berlebihan dapat mengurangi terjadinya kontraksi otot sfingter.Ini akan mengurangi bayi meludah maupun muntah karena kekenyangan. Sebaiknya, berikan bayi makan dengan porsi sedikit tetapi lebih sering di saat ia lapar.
2. Batasi gerak tubuh bayi setelah makan
Setelah makan, jangan biarkan si kecil melakukan kegiatan yang membuatnya lebih mudah mengeluarkan air liur, seperti melompat-lompat.
Luangkan 20 menit setelah makan untuk menegakkan tubuh bayi, supaya otot sfingter tidak mendorong cairan perut kembali ke kerongkongan.
0 Comments:
Posting Komentar