Rabu, 25 Desember 2019

Berhenti Jadi Orang yang “Nggak Enakan” dan Bahagiakan Diri Sendiri Lewat 4 Cara Ini

Menjadi seseorang yang serba “nggak enakan” alias people pleaser demi selalu menyenangkan orang lain tentu lama kelamaan bikin capek diri sendiri. Bahkan, setiap keputusan biasanya dibuat berdasarkan bagaimana orang lain akan bereaksi atau justru apa yang diharapkan orang lain terhadap diri Anda. Namun, sifat ini bukanlah kebiasaan yang baik dan mungkin membawa dampak buruk dalam kehidupan sosial Anda. Lalu, bagaimana cara berhenti menjadi seorang people pleaser?

Cara berhenti menjadi people pleaser agar hidup lebih bahagia

Secara tidak langsung, memelihara sifat people pleaser dapat menandakan Anda merasa kedudukan diri sendiri lebih rendah daripada orang lain; alias merasa orang lain lebih baik dari diri sendiri. Maksud Anda mungkin memang baik, entah untuk mengedepankan kepentingan orang lain atau menjaga perasaan mereka. 

Namun, kebiasaan ini tidak baik untuk kesehatan mental Anda. Jangan mau terus-terusan menjadi seorang people pleaser, karena bukan tidak mungkin ke depannya orang di sekitar malah jadi terbiasa merendahkan diri Anda.

Berikut berbagai cara berhenti menjadi people pleaser agar tidak terus-terusan “makan hati”:

1. Lupakan masa lalu

trauma masa lalu

Hampir sebagian besar, jika tidak semua, orang yang “nggak enakan” memiliki trauma masa lalu  dari penindasan atau tindakan bullying.

Ya. Perasaan bahwa Anda takut tidak diterima oleh orang lain jika menjadi diri sendiri membuat Anda merasa wajib untuk menyenangkan hati orang lain.

Sebelum pusing menentukan bagaimana cara untuk berhenti menjadi people pleaser, Anda harus berusaha untuk melupakan masa lalu. Masa-masa yang membuat Anda menjadi tidak percaya diri dan tidak berani menjadi diri sendiri.

Dengan merelakan masa lalu, Anda mungkin bisa lebih legowo dan mudah menerima diri Anda. Hal ini adalah awalan yang baik jika ingin berhenti dari kebiasaan menjadi seorang people pleaser.

2. Hargai diri sendiri

mencintai diri sendiri

Tidak ada orang yang bermartabat lebih tinggi atau lebih berharga daripada orang lain. Maka dari itu, Anda harus mulai menghargai diri Anda sendiri dan jangan merendahkan diri Anda di hadapan orang lain.

Dengan berhenti menjadi people pleaser dan mulai mencintai diri sendiri, Anda pun bisa berdiri sendiri dan mengambil sikap untuk diri sendiri. Anda bisa menentukan sebuah tindakan tidak hanya berdasarkan keinginan untuk menyenangkan orang lain, namun juga untuk kebaikan diri Anda sendiri.

Dengan begitu, Anda akan tetap melakukan hal baik untuk membantu orang lain, tanpa mengurangi harga dari diri Anda sendiri.

3. Jagalah keseimbangan dalam hubungan sosial

manusia bersosialisasi

Keseimbangan adalah kunci keharmonisan dari bersosialisasi. Oleh karenanya, jika Anda ingin memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain, Anda harus memberi ruang kepada orang lain untuk berkontribusi.

Menjadi people pleaser sama seperti menguasai ruang itu seorang diri. Pasalnya, saat Anda selalu berusaha menyenangkan orang lain sekeras mungkin, orang lain menjadi tampak “pengangguran”. Usahanya tidak terlihat seimbang dan sama banyak.

Sekalipun tujuan Anda baik, tetapi cobalah untuk perlahan berhenti menjadi people pleaser. Beri kesempatan orang lain untuk melakukan hal baik untuk Anda agar hubungan selalu terjaga dengan seimbang dan harmonis.

4. Pahami situasi dan kondisi

Berbuat baik memang baik. Namun, tidak jarang kebaikan Anda jusru dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kebiasaan menjadi people pleaser justru mempermudah niatan jahat orang lain terhadap diri Anda.

Maka dari itu, cobalah untuk lebih peka terhadap situasi dan kondisi. Jika ada orang yang ingin meminta tolong pada Anda, pahami dulu niatan dan tujuan orang tersebut. Bila ia memang membutuhkan bantuan dan Anda bisa memberikan bantuan, tidak ada salahnya berbuat baik.

Tetapi, jika orang lain sengaja memanfaatkan Anda, jangan pernah takut untuk berkata tidak. Rasa takut atau tidak enak untuk menolak akan membuat Anda terus terjebak dan tidak berhenti dari kebiasaan menjadi people pleaser.

5. Menolak bukan berarti jahat

takut akan penolakan

Tentu ada saat di mana Anda tidak bisa menolong orang lain, meski rasanya ingin untuk memberikan bantuan.

Ironisnya, people pleaser sering kali bermasalah dengan hal ini. Pada akhirnya, Anda akan terus berusaha untuk menyenangkan orang lain dan mengesampingkan kepentingan Anda sendiri. Padahal, jika memang Anda tidak mampu untuk membantu, Anda bisa menolak.

Melakukan penolakan tidak berarti Anda jahat. Apalagi jika memang Anda benar-benar tidak bisa memberikan bantuan. Maka dari itu, jika Anda terpaksa menolak untuk memberikan bantuan, tunjukan empati.

Misalnya, ada seorang teman yang ingin meminjam uang karena orangtua sedang sakit. Namun, Anda memang sedang tidak punya uang sisihan, tunjukkan bahwa Anda memahami kondisinya dengan bersimpati.

Berikan pengertian kepadanya bahwa Anda memang benar-benar tidak bisa memberikan bantuan seperti yang diharapkannya.

6. Tidak usah minta maaf jika tidak perlu

Anda memang harus meminta maaf jika membuat kesalahan. Namun, bukan berarti Anda harus meminta maaf setiap saat; apalagi jika kesalahan tersebut bukan terletak pada Anda. Pasalnya, kebiasaan meminta maaf yang seharusnya tidak perlu adalah ciri dari seorang people pleaser. 

Dengan menghentikan kebiasaan ini, Anda telah mengambil satu langkah yang baik dalam upaya berhenti menjadi seorang people pleaser.

7. Berikan batasan yang jelas

berteman dengan mantan pacar

Berikan batasan yang jelas antara diri Anda dengan orang lain. Artinya, Anda boleh berbuat baik namun tetapkan batasan yang jelas, sampai mana orang lain boleh menggunakan kebaikan Anda.

Misalnya, ada teman dekat yang ingin curhat mengenai suatu masalah pelik pada tengah malam. Teman tersebut memaksa untuk menelpon Anda jam dua pagi, saat Anda sedang terlelap. Karena telepon darinya, Anda terpaksa bangun padahal sudah ngantuk.

Anda boleh saja memintanya untuk menghubunginya besok pagi, saat Anda bisa benar-benar berkonsentrasi mendengarkan curahan hatinya. Ingat, istirahat adalah hak Anda, dan tidak ada satupun orang yang berhak mengganggugugatnya; bahkan teman terdekat sekalipun.

Jadi, Anda tidak perlu merasa bersalah jika pada saat itu Anda tidak bisa mendengarkan curahan hatinya. Memberikan batasan yang jelas sekaligus menunjukkan bahwa orang lain tidak memiliki hak semena-mena atas diri Anda.

Selain itu, sama halnya dengan Anda menghargai orang lain, orang lain juga harus menghargai Anda.

8. Tidak usah terlalu dipikirkan

mengatasi overthinking

Overthinking alias memikirkan yang tidak perlu tidak akan membantu Anda berhenti dari kebiasaan menjadi people pleaser. Justru, overthinking dapat memperparah kebiasaan ini.

Oleh sebab itu, cobalah untuk berpikir secara rasional. Misalnya jika Anda harus menolak tawaran atau ajakan orang lain karena tidak punya waktu dan energi, ya sudah, tolak saja. Anda tentu sangat berhak untuk menolak jika situasi dan kondisi tidak mendukung.

Jangan lantas malah berpikir yang tidak-tidak, misalnya, “Apakah ia tersinggung karena kutolak?” Masalahnya, orang lain belum tentu memikirkan hal yang sama dengan apa yang Anda pikirkan.

Apabila pertemanan Anda sudah cukup dekat dan teman mengerti kondisi Anda, penolakan Anda tidak akan merusak hubungan yang sudah terjalin.

The post Berhenti Jadi Orang yang “Nggak Enakan” dan Bahagiakan Diri Sendiri Lewat 4 Cara Ini appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat

0 Comments:

Posting Komentar