Selasa, 03 Desember 2019

Jangan Emosi, Begini 5 Cara Menghadapi Teman Kerja yang Toxic

Menghadapi teman kerja yang toxic bukan perkara mudah. Meski sulit, hal ini perlu dilakukan agar pekerjaan dan mood Anda selama di kantor tidak terganggu. Pasalnya, energi negatif dalam lingkungan kerja akan mudah menular dari satu orang ke orang yang lainnya.
Caranya adalah memberikan batas antara rekan kerja yang toxic dan Anda. Bila Anda mengalami hal yang sama, coba kulik solusinya berikut ini.

Jangan resign dulu, begini cara hadapi rekan kantor yang toxic

Begitu mengenali ciri-ciri teman kerja yang toxic, janganlah tenggelam dalam zona negatifnya. Terkadang memberi ruang kepada mereka bisa membuat Anda terjebak dalam pertemanan yang tidak sehat.
Meskipun tetap berada di dalam area kantor, selalu ada trik menghadapi teman kerja yang toxic. Oleh karena itu, ketahui cara menghadapi teman kerja yang toxic berikut ini.

1. Batasi hubungan Anda dengan mereka

Sesekali mungkin Anda akan terlibat dalam perbincangan seru dalam membicarakan kejelekan teman kerja atau atasan. Namun bila Anda merasa tidak nyaman dengan pembicaraan ini, cobalah untuk membatasi diri.
Anda punya pilihan untuk bergabung dengan pembicaraan atau tidak. Dalam menghadapi teman kerja yang toxic, ada baiknya Anda membatasi diri saat berinteraksi dengan mereka. Misalnya, tak terlalu ikut nimbrung dalam pembicaraan.

2. Perhatikan nada bicara

Mungkin ada kalanya Anda harus berinteraksi dengan mereka. Tetaplah tenang. Menghadapi teman kerja yang toxic bisa dilakukan dengan memperhatikan nada bicara Anda. Saat berbicara, pastikan nada Anda langsung to the point dan serius pada topik yang ingin disampaikan.
Misalnya, “Hai, gimana kabarnya? Boleh minta tolong dikirimkan hasil laporannya kemarin? Aku tunggu ya. Makasih.” Berbicara langsung to the point tanpa berbasa-basi, merupakan sinyal bahwa Anda tak memberi jeda untuk obrolan yang lebih daripada pekerjaan.
Sementara itu basa-basi pada rekan kerja yang toxic, bisa saja menjadi gerbang untuk mereka memasok informasi negatif. Misalnya, “Hai, gimana kabarnya? Eh, kemarin temanmu kenapa gak masuk?” Basa-basi seperti ini bisa membuka ruang pembicaraan berlanjut.

3. Punya batasan yang jelas

Cara lain dalam menghadapi teman kerja toxic adalah dengan membuat batasan. Anda perlu memberi batasan antara urusan kantor dan pertemanan di dalam lingkungan yang tidak sehat.
Perlu disadari bahwa Anda berhak menentukan dengan siapa Anda bersahabat. Bila salah satu teman kerja memberikan efek mood negatif dalam diri Anda, Anda bisa berikan batasan tersebut. Misalnya, tidak terlalu melibatkan diri dalam pembicaraan atau pertemanan mereka. Cukup urusan pekerjaan saja. 

4. Kontrol reaksi Anda

Anda tak bisa mengontrol obrolan teman kerja. Terkadang apa yang dibicarakan atau tingkah mereka membuat Anda merasa tidak nyaman. Sementara itu, emosi di dalam hati rasanya menggebu-gebu ketika Anda mendengar hal yang tak semestinya mereka ucapkan.
Tenang, ambil napas dalam-dalam. Meskipun pembicaraan mereka tak bisa dikontrol tetapi Anda masih bisa mengontrol emosi. Menghadapi teman kerja yang toxic tidak harus dibawa dengan emosi.
Ingatkan pada diri sendiri bahwa Anda tidak harus peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Jika mereka menanyakan respon Anda, cobalah bersikap seakan-akan tak peduli atau tidak tertarik dengan topik yang dibicarakan. Misalnya, “Wah, aku tidak tahu kenapa Ani dipanggil bos. Coba tanyakan aja langsung pada Ani.”

5. Jangan terbawa emosi

Bila Anda berada di posisi sebagai “korban” yang dipojokkan, cobalah untuk berbicara pada teman yang sekiranya memiliki masalah kepada Anda. Bicarakanlah dengan kepala dingin.
Mungkin Anda sewaktu-waktu berada dalam situasi yang panas. Terutama saat ia memancing emosi Anda. Sabarlah dalam menghadapi teman kerja yang toxic, tak perlu tersulut emosi. Anda cukup berargumentasi seperlunya sesuai dengan pernyataannya. 
Ingatlah bahwa menyulut emosi karena pancingan mereka hanya merugikan dan membuat Anda lelah. Cukup berkomunikasi, dengarkan yang perlu, dan tak perlu tanggapi reaksi negatif mereka.



0 Comments:

Posting Komentar