Jumat, 13 Desember 2019

Mitos Seputar Obat Pencahar yang Berkembang di Masyarakat

Banyak asumsi keliru atau mitos yang berkembang di masyarakat seputar obat pencahar. Salah satunya mengatakan bahwa obat pencahar adalah solusi singkat untuk turunkan berat badan.

Faktanya, obat pencahar biasanya digunakan untuk memperlancar sistem buang air besar (BAB) pada orang yang sembelit atau konstipasi. Obat pencahar bisa tingkatkan motilitas, pergerakan peristaltik usus, maupun melunakkan feses.

Agar obat pencahar bisa digunakan secara ideal dan semestinya, ketahui penjelasan sebetulnya berkenaan beragam mitos seputar obat pencahar tersebut ini.

Mitos 1: obat pencahar bisa turunkan berat badan

Ada asumsi yang terlihat bahwa pemakaian obat pencahar bisa turunkan berat badan. Sebenarnya, obat pencahar sebetulnya bisa mengurangi berat badan jikalau dikonsumsi dalam jangka sementara lama.

Akan tetapi, penurunan berat badan tersebut bukan disebabkan hilangnya massa lemak, melainkan hilangnya air dalam tubuh. Penurunan berat badan ini pun sifatnya hanya sementara.

Banyak orang menyalahgunakan pencahar untuk turunkan berat badan, bersama dengan harapan makanan yang dikonsumsi tidak bakal diserap tubuh jikalau cepat dikeluarkan melalui feses.

Perlu diketahui bahwa sebagian besar zat makanan telah diserap oleh usus halus, tetapi obat pencahar bekerja—terutama—di usus besar. Pada usus besar yang tersisa semata-mata sisa-sisa pencernaan yang harus dikeluarkan dan air yang bakal diserap cocok kebutuhan.

Sementara itu, pada orang sembelit, obat pencahar bekerja untuk menuntaskan persoalan sukar BAB. Setelah meminumnya Anda bisa saja bakal menjadi lega sebab persoalan kesusahan BAB berhasil diatasi. Bisa terhitung Anda merasakan lingkar perut yang mengecil.

Rongga perut berbentuk elastis, supaya pada kondisi sembelit, perut bisa menjadi lebih kembung, dan lingkar perut bakal sedikit melebar. Jika sembelit berhasil diatasi, lingkar perut bisa sedikit mengecil. Hal ini lebih terlihat pada orang yang kurus.

Namun sayangnya, berkurangnya lingkar perut ini bukan disebabkan oleh hilangnya lemak, melainkan semata-mata hilangnya komponen feses yang menumpuk di dalam usus.

Mitos 2: obat pencahar bisa memicu kanker

Masih harus studi lebih lanjut untuk membuktikan hal ini. Memang ada sebagian studi yang mengatakan bahwa pemakaian pencahar dalam jangka sementara lama bisa tingkatkan risiko kanker usus besar.

Namun, hubungan antara keduanya masih belum bisa dipastikan kebenarannya. Hal ini disebabkan, mereka yang minum obat pencahar dalam sementara lama biasanya adalah pasien yang mengalami sembelit kronis.

Sembelit kronis sendiri diketahui sebagai keliru satu faktor risiko kanker usus besar.

Mitos 3: berhenti minum obat pencahar memicu sembelit datang kembali

Biasanya, seseorang yang ulang sembelit sehabis berhenti minum obat pencahar sebab oleh faktor penyebab konstipasi yang dialaminya belum teratasi. Jadi, hal itu berlangsung bukan sebab pengaruh ketergantungan pemakaian obat pencahar.

Hendaknya harus diketahui hal-hal yang jadi penyebab sembelit, sekiranya kurang asupan serat, kurang kegiatan fisik, dehidrasi, atau pengaruh pengaruh samping obat tertentu.

Obat pencahar hanya bakal ketergantungan jikalau disalahgunakan dalam jangka sementara yang lama, sekiranya orang yang memakai obat pencahar untuk turunkan berat badan.

Dampak jelek minum obat pencahar sembarangan

Obat pencahar yang diminum sembarangan bisa berakibat jelek pada kesehatan. Apalagi jikalau diminum teratur bersama dengan obyek turunkan berat badan.

Beberapa pengaruh kesehatan yang bisa saja terlihat jikalau Anda sembarangan minum obat pencahar, antara lain:

1. Tubuh jadi dehidrasi

Kehilangan cairan tubuh merupakan keliru satu pengaruh jelek penyalahgunaan obat pencahar. Gejalanya bisa berbentuk rasa lemas, hilangnya kebolehan konsentrasi, rasa haus, mulut kering, kulit kering, sakit kepala, dan kuantitas urine atau frekuensi buang air kecil yang berkurang.

2. Gangguan keseimbangan elektrolit

Selain air, penyalahgunaan obat pencahar terhitung bisa memicu hilangnya elektrolit mutlak dalam tubuh, seperti natrium, kalium, kalsium, klorida, dan magnesium.

Gejala yang timbul antara lain adalah rasa lemah, mual, dan sakit kepala. Dampak yang lebih berat, bisa memicu problem irama jantung, penurunan kesadaran, dan kejang.

3. Kerusakan mukosa

Penyalahgunaan obat pencahar terhitung memicu rusaknya mukosa atau selaput lendir pada usus halus dan besar. Kerusakan mukosa usus tersebut bisa menimbulkan diare kronik, bahkan perdarahan saluran cerna.

Penggunaan obat pencahar yang tepat

Setiap orang membawa pola frekuensi BAB yang berbeda-beda, ada yang tiga kali seminggu atau jadi tiga kali sehari. Seseorang bisa saja mengalami konstipasi dengan sebutan lain sembelit jikalau frekuensi BAB-nya menyusut berasal dari biasanya. Umumnya, orang yang mengalami konstipasi, disertai keluhan mengejan lebih kuat berasal dari biasanya akibat feses yang keras.

Agar obat pencahar pas guna, ada baiknya Anda memerhatikan lebih-lebih dulu faktor pencetusnya sebelum meminumnya.

Sering kali konstipasi terlihat sebab kurang makan makanan berserat (seperti buah dan sayur), kurang minum, atau kurangnya kegiatan fisik.

Perubahan pola hidup biasanya bakal menolong menyingkirkan gejala konstipasi pada sebagian besar orang. Jika keluhan menetap, Anda boleh memakai obat pencahar untuk menolong mengurangi gejala.

Obat pencahar merangsang kontraksi usus supaya feses bisa lebih enteng terdorong keluar. Anda bisa pilih obat pencahar atau laksatif impuls (merangsang pergerakan usus) bersama dengan takaran bisacodyl untuk menyembuhkan sembelit.

Selain itu, gejala sembelit atau konstipasi terhitung bisa diatasi bersama dengan obat pencahar non-stimulan, seperti yang mengandung laktulosa. Obat ini bekerja bersama dengan cara melunakkan feses supaya memudahkan BAB.

Jika sembelit masih menetap sampai satu minggu meski telah minum obat, langsung konsultasikan ke dokter untuk melacak paham penyebab sembelit. 

0 Comments:

Posting Komentar