Seruni.id – Pernikahan adat Jawa dikenal punya banyak filosofi dalam soal kehidupan. Makanya pernikahan ini melibatkan banyak pernak-pernik. Salah satunya yakni bunga. Beragam bunga khusus kerap dipakai para pengantin Jawa. Mulai dari acara siraman, hari H pernikahan, hingga dekorasinya.
Sebenarnya, jenis bunga apa saja sih yang dipakai saat melakukan pernikahan dengan adat Jawa, dan apa filosofinya? Untuk menjawab rasa penasaranmu, simak baik-baik ulasan berikut ini, ya.
1. Buga Kantil
Kembang kantil pada pernikahan adat Jawa memiliki arti menggantung. Dalam bahasa Jawa kemantil-kantil yang artinya selalu ingat di manapun berada atau tetap mempunyai hubungan yang erat walaupun alamnya sudah berbeda. Dan filosofi inilah yang dipakai mengapa kembang kantil berkaitan erat dengan kelanggengan sebuah pernikahan.
Pasangan pengantin yang memekai kembang ini, diharapkan dapat bersama selamanya. Meskipun telah berbeda dunia, atau salah satu diantaranya sudah tiada. Filosofi inilah yang menjadikan kebanggaan bagi masyarakat Jawa, dan salah satu bentuk apresiasinya adalah penghargaan dalam bentuk karya sendi yang beragam seperti dalam ukiran, lukisan batik, dan sebagainya.
Bunga ini kerap menjadi sasaran curian para tamu yang masih lajang, loh. Mitosnya dengan ‘mencuri’ kembang kantil, maka mereka yang masih lajang akan dilancarkan jodohnya.
2. Ronce Melati
Melati adalah salah satu unsur kebudayaan yang tidak bisa ditinggalkan. Selain memiliki filosofi, ronce melati pengantin Jawa juga memiliki sejarah khusus. Pada masa Kesultanan Demak, sekitar abad ke-17, Arya Penangsang (Ji Pang Kang) terluka parah saat bertarung dengan Sutawijaya dari Kerajaan Pajang. Pada bagian perut Adipati Jipang saat itu tertusuk tombak Kyai Plered mirik Sutawijaya.
Usus Penangsang terbuai, tapi mampu bertahan lantaran memiliki kesaktian. Dia melingkarkan usus yang terbuai itu pada warangka (sarung keris) di pinggang. Singkat cerita, Sutawijaya mampu diringkusnya. Bermaksud mengakhiri duel, Penangsang justru terbunuh karena ususnya tak sengaja tertebas setan kober, kerisnya yang dia cabut dari warangka.
Konon, kisah tersebutlah yang menjadi ihwal pemakaian ronce melati pada mempelai laki-laki dalam adat Jawa. Rangkaian melati itu diletakkan melingkar pada warangka keris dengan bentuk menyerupai usus, sehingga diberi nama roncean usus-usus.
Sedangkan untuk mempelai wanita, mereka biasanya menggunakan ronce bunga melati tibo dodo, yang terdiri dari tiga untaian melati yang berbentuk bawang sebangkul. Ronce tersebut menjulur sampai ke pinggang.
Makna ronce melati sendiri sebagai sesuatu yang melambangkan kesucian, keagungan, dan ketulusan. Wanginya yang semerbak juga memiliki makna yang mendalam, yakni dianggap sebagai sesuatu yang melambangkan keindahan namun dalam sebuah kesederhanaan dan kerendahan hati.
3. Buga Mawar
Bunga mawar merah kerap kita temui di sanggul ibu atau saudara perempuan pengantin. Makna dari mawar merah ini, melambangkan proses lahirnya manusia ke dunia. Bunga ini juga melambangkan ibu. Tak hanya mawar merah, mawar putih pun juga sering digunakan sebagai dekorasi.
Mawar ini menjadi lambang bapa langit, sedangan ibunya ibu bumi sehingga diharapkan tercipta keselarasan dan keharmonisan. Selain bunga mawar berwarna merah dan putih, ada pula bunga mawar biasa yang tidak terpaku dengan warna. Bunga ini biasanya menjadi bunga dalam prosesi-prosesi yang dilaksanakan seperti siraman dan ngidak tigan atau wiji dadi. Bunga ini memiliki arti kehendak atau niat yang tulus.
Baca Juga: Mengenal Midodareni, Rangkaian Pernikahan Tanah Jawa
Ternyata, selain mempercantik pernikahanmu, bunga-bunga ini juga memiliki filosofi dan cerita di baliknya.
The post 3 Jenis Bunga yang Dipakai Pernikahan Adat Jawa Beserta Filosofinya appeared first on seruni.id.
from seruni.id https://ift.tt/37GqMnW
via IFTTT
0 Comments:
Posting Komentar