Senin, 03 Februari 2020

Mengapa 238 WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Cairan Desinfektan?

Minggu (2/2), para WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, tiba di Bandara Hang Nadim, Batam. Pihak Kementerian Luar Negeri yang mengawal kepulangan mereka melaporkan, para WNI itu langsung disemprot cairan desinfektan sebelum menuju Natuna, Kepulauan Riau, untuk menjalani karantina terkait pencegahan novel coronavirus

Kebanyakan dari masyarakat Indonesia bertanya-tanya, mengapa para WNI tersebut diberikan semprotan desinfektan? Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui jawabannya. 

Apa itu cairan desinfektan?

Desinfektan merupakan cairan pembersih untuk menghancurkan pertumbuhan penyakit dari mikroorganisme, seperti kuman. Cairan yang bertujuan untuk mencegah penyakit ini biasanya menyerupai radiasi atau bahan kimia yang sifatnya menetralkan pertumbuhan kuman

Normalnya, produk desinfektan digunakan pada permukaan benda keras agar jamur dan bakteri hancur secara permanen. Cairan ini kemudian dibagi menjadi dua jenis penggunaan, yaitu di rumah sakit dan untuk penggunaan umum. 

Seperti yang Anda ketahui, penggunaan desinfektan di rumah sakit cukup penting untuk mengendalikan infeksi yang tersebar. Selain itu, cairan ini juga dipakai untuk mensterilkan alat medis, lantai, dinding, dan permukaan lainnya. 

Di sisi lain, desinfektan yang masih tergolong umum dipakai di rumah, kolam renang, dan sebagai pemurni air. 

Isi dari cairan desinfektan pun sama seperti produk antiseptik, yaitu senyawa kimia yang disebut biosida. Bahan biosida yang paling umum ditemui adalah hidrogen peroksida. 

Akan tetapi, tidak sedikit produk desinfektan yang mengandung alkohol, termasuk cairan yang disemprotkan kepada WNI yang menjalani masa karantina di Natuna. 

Mengapa cairan desinfektan perlu digunakan?

cara membuat hand sanitizer

Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA), cairan desinfektan perlu digunakan untuk membunuh kuman dan virus penyakit. Selain itu, cairan ini juga membunuh lebih banyak kuman dibandingkan pembersih biasanya. 

Pada kebanyakan kasus, produk pembersih biasa digunakan terlebih dahulu sebelum permukaannya dibersihkan oleh desinfektan. 

Oleh karena itu, upaya mengurangi risiko coronavirus pertama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan menyemprotkan desinfektan kepada WNI yang baru saja tiba dari Wuhan, Tiongkok. 

Menurut penjelasan dari Kemenkes RI, metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mematikan bakteri dan virus yang menempel. Maka itu, cairan yang berisi senyawa kimia seperti lisol dan kreolin ini disemprotkan kepada para WNI tersebut. 

Walaupun demikian, cairan desinfektan tidak dapat membersihkan bakteri dan virus 100 persen. Hal ini dikarenakan tidak semua bakteri dapat dibunuh dengan mudah. Selain itu, penggunaan produk desinfektan tidak jarang dapat menciptakan mikroba yang bersifat resisten, sehingga lebih sulit dibunuh oleh antibiotik. 

Efek samping penggunaan cairan desinfektan

keracunan radon

Cairan desinfektan memang efektif membersihkan kuman dan virus yang menempel. Akan tetapi, cairan yang mengandung senyawa kimia yang cukup kuat ini ternyata dapat menimbulkan berbagai efek samping terhadap kesehatan dan lingkungan. 

Sebagian besar masyarakat mengira bahwa produk desinfektan yang diedarkan di pasaran tergolong aman. Faktanya, tidak demikian. 

Penggunaan cairan desinfektan ternyata dapat menimbulkan keracunan pada anak-anak dan orang dewasa. Apabila digunakan dalam jangka panjang, cairan ini ternyata bisa meningkatkan risiko asma ketika dihirup terlalu lama. 

Hal tersebut dapat terjadi jika bahan di produk yang Anda gunakan berbahaya dan tidak mengikuti instruksi pemakaian. Selain itu, paparan zat kimia berbahaya dari desinfektan juga bergantung pada beberapa faktor, seperti:

  • Produk termasuk aerosol, yaitu semprotan halus yang dapat terhirup ke paru-paru
  • Menguap dengan mudah dalam sirkulasi udara yang Anda hirup
  • Ketersediaan ventilasi dalam ruangan tempat desinfektan digunakan

Tips menggunakan cairan desinfektan secara umum

produk pembersih rumah
Sumber: weclean4you.com

Setelah mengetahui apa saja efek samping yang dapat ditimbulkan dari cairan desinfektan, mari kenali bagaimana menggunakan cairan desinfektan secara aman. 

Pertama-tama, Anda perlu menyimpan desinfektan dan produk pembersih lainnya dalam wadah yang rapat dan diletakkan di tempat yang aman dari anak-anak

Selain itu, larutan desinfektan juga tidak disarankan dipakai saat anak berada di dekat Anda agar cairan tidak terhirup atau terpapar oleh kulit dan mata anak. 

Setelah menggunakan cairan desinfektan, Anda perlu mencuci tangan dengan sabun agar zat kimia dan kuman yang menempel di tangan hilang. 

Usahakan untuk mencuci tangan dengan air dan sabun karena hand sanitizer tidak menghilangkan kotoran dan bakteri yang tersembunyi di tangan. Apabila tidak memungkinkan, Anda bisa menggunakan pembersih tangan yang mengandung lebih dari 60% alkohol. 

Memilih desinfektan yang aman untuk Anda dan lingkungan

tips belanja bulanan

Sebenarnya, jenis cairan desinfektan yang beredar di pasaran cukup bervariasi. Bagi Anda yang bingung harus memilih produk apa, cobalah untuk memeriksa beberapa hal di bawah ini:

  1. Apakah produk desinfektan yang dipilih disetujui oleh pemerintah?
  2. Sesuai dengan tujuan penggunaan, apakah untuk membersihkan kolam renang atau peralatan rumah. 
  3. Jenis bakteri yang dibunuh karena cairan desinfektan tidak dapat membunuh semua bakteri.
  4. Aturan pemakaian, seperti campuran kimia apa yang digunakan atau cara menggunakannya.

Berbagai pertimbangan di atas mungkin dapat membantu Anda untuk memilih desinfektan yang aman untuk kesehatan Anda dan lingkungan. 

Cairan desinfektan yang disemprotkan pada WNI yang baru saja tiba dari Wuhan, Tiongkok dilakukan sebagai upaya mengurangi penularan coronavirus. Dengan begitu, beberapa bakteri dan virus yang mungkin menempel pada pakaian mereka dapat mati dan menjalani masa karantina dengan risiko yang rendah.

The post Mengapa 238 WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Cairan Desinfektan? appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat

0 Comments:

Posting Komentar