Seruni.id – Lantunan shalawat yang begitu merdu dan indah, kerap membuat hati bergetar. Bahkan, jika didengarkan dengan khusyu dan hati yang tulus, air mata pun bisa menetes dibuatnya.
Menjadi Mualaf Karena Sering Mendengar Shalawat
Kedahsyatan dari sholawat memang harus kita akui. Sebab, bukan saja mampu membuat hati seseorang menjadi lebih tenang, namun juga bisa mendatangkan hidayah.
Salah seorang yang mendapatkan hidayah karena sering mendengarkan sholawat ialah Sri Sayati, wanita 54 tahun yang kini resmi menjadi mualaf.
Dilansir dari Okezone, ia menceritakan bagaimana dirinya bisa memutuskan menjadi seorang mualaf. Rupanya, sudah satu tahun Sri ingin menjadi, mualaf.
“Sudah setahun saya ingin jadi mualaf, dan Alhamdulillah sekarang sudah terlaksana,” katanya saat ditemui di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta belum lama ini.
Kebetulan rumah Sri memang dekat dekat masjid. Jadi, saat waktu subuh tiba, ia bergegas berdiam diri di teras di dekat genteng rumahnya. Di sanalah, ia selalu mendengarkan lantunan shalwat yang merdu.
Tanpa bosan, shalawat tersebut didengarkannya dengan khusyu, hingga membuat hatinya tersentuh dan terenyuh. Tanpa disadari, membuat pipinya dibasahi air mata haru. Pilu, itulah yang Sri rasakan kala itu.
“Setiap pagi waktu Subuh, saya selalu naik ke atas genteng. Di situ saya selalu mendengarkan shalawatan karena kebetulan rumah saya sangat dekat ke masjid. Setiap kali saya mendengar salawat, hati saya selalu tersentuh, saya sedih, saya suka menangis setiap mendengarnya,” ucapnya.
Waktu pun berjalan sebagaimana mestinya. Namun, rasa penasaran terus memenuhi isi kepalanya. Sebab, setiap mendengarkan shalawat, hati dan matanya selalu menangis.
Ia berusaha mencari apa yang sebenarnya terjadi, hingga akhirnya ia mulai disadarkan oleh temannya yang kebetulan beragama Islam.
“Teman saya bilang, coba saja. Mungkin itu hidayah buat saya,” ujarnya.
Suatu hari, Sri sempat mencoba datang ke Masjid Istiqlal, dengan harapan ia mendapatkan jawaban ketika mendatanginya. Namun, saat itu ia masih ragu dan kembali mengurungkan niatnya untuk masuk ke masjid bersejarah di Kota Jakarta itu.
Keresahan yang Dirasa Hingga Ikrarkan Dua Kalimat Syahadat
Keresahan itu semakin menjadi-jadi. Hingga akhirnya, ia ditemani oleh seorang teman Muslimnya untuk mencari tempat di mana ia akan memantapkan hatinya untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat.
“Teman saya mengantar. Tanpa rencana kami langsung ke sini (Masjid Lautze),” katanya.
Sebelum membaca syahadat Sri pun mempertegas, bahwa keputusannya ini bukan paksaan melainkan keinginannya sendiri dari lubuk hati.
14 Februari 2020 lalu, ia membaca dua kalimat syahadat. Air mata tak hentinya mengalir deras sambil mulutnya terbata-bata. Sri pun mengucapkan kalimat tauhid tersebut sebagai salah satu syarat wajib jika ingin masuk ke dalam agama Islam.
Sekarang Sri resmi menjadi seorang Muslimah. Ia pun mendapatkan nama Islami dari ustadz yang membimbingnya membaca syahadat. Siti Aisyah, itulah namanya kini setelah menjadi muslim.
Baca Juga: Darren Mak, Seorang Polyglot yang Menjadi Mualaf Ketika Bermimpi Melihat Ka’bah
Nama Siti Aisyah adalah nama istri Nabi yang sangat mulia, cerdas dan memiliki akhlak terpuji. Oleh karena itu Sri berharap dengan nama barunya itu ia semakin istiqamah dalam menjalankan perintah agama.
The post Sering Dengarkan Shalawat, Sri Sayati Putuskan Masuk Islam appeared first on seruni.id.
from seruni.id https://ift.tt/2V3UpwK
via IFTTT
0 Comments:
Posting Komentar