Kamis, 05 Desember 2019

Maraton Film Bisa Bikin Ketagihan, Awas Tak Bisa Berhenti Menonton

Maraton nonton film, serial, atau acara TV atau dikenal juga bersama dengan binge watching sekarang ini menjadi aktivitas rekreatif yang terkenal dijalankan untuk membiarkan penat. Tak jarang, aktivitias ini menjadi semacam hobi yang direncanakan bersama dengan matang berasal dari jauh-jauh hari. Banyak orang yang lebih menentukan untuk menggunakan akhir pekannya di di dalam rumah untuk saksikan film secara maraton. Wajar saja, binge watching di rumah sesungguhnya tidak kuras energi dan kantong seperti nongkrong di kafe berkelas.

Meskipun begitu, terdapat efek negatif nonton maraton bagi kebugaran dan tabiat sehari-hari. Salah satu di antaranya adalah efek kecanduan atau adiksi yang ditimbulkannya. Kenapa waktu laksanakan binge watching Anda seakan hilang kendali agar enggan beranjak berasal dari tempat duduk untuk berhenti menonton?

Maraton film bikin mood menjadi senang

Maraton film
Catherine Franssen, seorang ahli neurosains berasal dari Longwood University, mengibaratkan maraton film alias binge watching sebagai sebuah proses meraih pencapaian atau keberhasilan.

Setelah selesai saksikan satu musim serial TV, Anda merasakan sensasi kepuasaan yang serupa seperti saat Anda sukses selesaikan setumpuk pekerjaan sebelum tenggat tiba.

Setiap episode di dalam satu musimnya merupakan daftar pekerjaan yang perlu Anda selesaikan. Setiap Anda sukses selesaikan satu pekerjaan maka otak membiarkan hormon dopamin  dan serotonin. Hormon dopamin lah yang membawa dampak Anda merasakan kepuasan agar lebih terpacu untuk selesaikan pekerjaan selanjutnya.

Hal yang serupa berjalan saat Anda sukses selesaikan tiap tiap episode secara berturut-turut. Terlebih lagi, pelepasan dopamin dapat tambah bertambah jumlahnya agar Anda dapat tambah jadi bahagia.

Sayangnya, rutinitas maraton film bikin kecanduan

Maraton film
Maraton film membawa dampak hati puas sebab dopamin diproduksi di dalam kuantitas banyak. Sayangnya, kuantitas dopamin yang amat tinggi bisa menjadi tanda gejala adiksi atau kecanduan.

Dr. Renee Carr, seorang ahli psikologi klinis, memperingatkan terkecuali suasana ini tetap berlangsung, otak yang berupa plastis dapat beradaptasi bersama dengan pergantian lingkungan yang penuh bersama dengan dopamin. Kondisi ini dapat membangkitkan ketergantungan.

Ketika Anda berhenti menonton, kadar dopamin di di dalam otak dapat berkurang secara mencolok agar otak tidak lagi punya kebiasaan bersama dengan suasana tersebut. Alhasil, Anda dapat lagi saksikan untuk memasok lagi hormon dopamin yang dibutuhkan otak.

Menurut Carr, proses ini serupa bersama dengan gejala adiksi yang ditimbulkan oleh seseorang yang mengalami ketergantungan obat-obatan, alkohol, dan pertalian seksual.

Selain itu, penelitian yang dipublikasikan Psycnet mengutarakan bahwa gejala adiksi dapat terlihat lebih kuat saat seseorang justru laksanakan binge watching secara tiba-tiba, tanpa merencanakannya khususnya dahulu.

Dampak binge watching terhadap pergantian kerja otak

Maraton film
Jika Anda sampai jadi tertekan atau depresi setelah berhenti saksikan maka ini menunjukan gejala adiksi yang lebih parah. Kondisi ini disebut juga bersama dengan depresi situasional sebab hanya berjalan terhadap suasana tertentu. Oleh sebab itu, binge watching juga rentan membawa dampak timbulnya depresi dan gangguan kecemasan terhadap seseorang.

Tidak hanya mengundang gejala adiksi, saksikan sepanjang berjam-jam lamanya juga bisa mempengaruhi kapabilitas kognitif seseorang. Hal ini udah dibuktikan di dalam penelitian yang dijalankan oleh JAMA Psychiatry di tahun 2015. Dalam penelitian, kelompok orang gemar saksikan TV butuh waktu lebih lama di dalam produksi informasi dan mengalami penurunan tingkat fokus waktu belajar.

Hal ini disebabkan maraton film  merupakan aktivitas yang membawa dampak seseorang tidak aktif secara fisik di dalam waktu yang lama. Saat menonton, otak tidak bekerja secara aktif sebagaimana saat bermain game atau mencari informasi di internet.

0 Comments:

Posting Komentar