Wabah COVID-19 telah menelan lebih dari 2,000 korban jiwa dan menyebabkan sekitar 75,000 kasus di secara global. Sampai saat ini para ahli masih meneliti obat apa yang efektif melawan virus bernama SARS-CoV-2 ini. Namun, ternyata para peneliti menemukan sebuah cara baru untuk membantu melawan virus, yaitu darah pasien yang sudah sembuh dapat mengobati COVID-19.
Benarkah opsi pengobatan ini efektif melawan infeksi virus COVID-19?
Plasma darah yang dapat mengobati covid-19, efektifkah?
Dilansir dari laman Live Science, Kamis (13/2) para pejabat dari departemen kesehatan di Tiongkok meminta pasien yang pulih dari COVID-19 menyumbangkan plasma darah mereka.
Para pejabat tersebut berpendapat bahwa plasma darah pada pasien yang sudah pulih mengandung protein yang dapat membantu melawan virus COVID-19. Bahkan, metode ini dipercaya dapat mengurangi peradangan pasien yang terinfeksi selama 12-24 jam.
Hal ini dikarenakan pasien yang baru saja pulih dari penyakit ini kemungkinan mempunyai antibodi terhadap virus COVID-19 dan beredar di dalam darah. Maka itu, para petinggi di Tiongkok mengungkapkan secara teori bahwa menyuntikkan antibodi ke pasien yang masih sakit dapat membantu melawan infeksi.
Mengapa demikian?
Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh agar virus, bakteri, dan zat asing lainnya hilang dari tubuh Anda. Umumnya, antibodi diciptakan sesuai dengan zat asing yang ada di tubuh.
Akan tetapi, tubuh memerlukan waktu agar jumlah antibodi cukup untuk melawan dan mencegah infeksi virus. Apabila virus atau bakteri yang sama mencoba menyerang kembali, tubuh akan mengingat dan menciptakan antibodi dalam waktu yang cukup cepat untuk melawannya.
Intinya, pengobatan ini akan mencoba mengirimkan sel kekebalan pasien yang sudah sembuh ke mereka yang masih sakit. Pasien yang dapat menerima plasma darah ini adalah mereka yang berada dalam situasi darurat dan kondisi kritis.
Uji coba mendonorkan plasma darah ke pasien yang sakit sudah dilakukan. Dilansir dari Medical Xpress, sebelas pasien rumah sakit di Wuhan telah menerima infus plasma darah minggu lalu.
Hasilnya, dua dari di antara pasien tersebut menunjukkan kemajuan. Pasien pertama dapat meninggalkan rumah sakit dan yang lainnya sudah dapat berjalan dan turun dari tempat tidur.
Maka itu, sampai saat ini para ahli sedang menguji plasma darah para pasien yang sudah sembuh untuk membantu mengobati COVID-19.
Amankah memindahkan plasma darah ke pasien yang terinfeksi?
Temuan baru dari ahli Tiongkok tentang plasma darah pasien yang sembuh untuk membantu mengobati COVID-19 adalah kabar baik dan cukup penting. Akan tetapi, WHO mengingatkan bahwa pemindahan plasma darah ke pasien yang terinfeksi harus dilakukan dengan aman.
Fakta bahwa plasma darah dapat membantu melawan infeksi COVID-19 bukanlah hal yang baru. Pada beberapa kasus, seperti wabah flu, plasma terbukti efektif menyelamatkan nyawa ketika memerangi penyakit tertentu.
Akan tetapi, mungkin sebagian dari Anda bertanya-tanya, apakah aman mendonorkan darah orang yang baru saja sembuh kepada pasien yang terinfeksi virus. Pasalnya, ketika donor darah dilakukan, risiko penularan penyakit lain cukup besar, sehingga protokol keselamatan begitu penting.
Anda tidak perlu khawatir. Para pendonor akan menjalani serangkaian tes untuk memastikan bahwa plasma darah mereka tidak membawa virus.
Selain itu, tidak semua darah pendonor akan diambil, melainkan plasma mereka saja. Senyawa lain dari darah yang tidak diperlukan oleh pasien, termasuk sel darah merah dan trombosit akan diinfuskan kembali kepada pendonor.
Oleh karena itu, para petinggi di Tiongkok cukup yakin bahwa metode memindahkan plasma darah orang yang sudah pulih untuk mengobati pasien yang terinfeksi COVID-19 cukup aman.
Prosedur donor plasma darah untuk mengobati COVID-19
Donor plasma darah kepada pasien yang terinfeksi untuk mengobati COVID-19 adalah temuan yang cukup bagus. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika melakukan donor plasma.
Mendonorkan plasma normalnya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan donor darah biasa, yaitu 1-2 jam.
Kemudian, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan pendonor dan melakukan pemeriksaan kesehatan fisik, seperti tekanan darah dan suhu tubuh. Lalu, lengan pendonor dibersihkan terlebih dahulu sebelum jarum steril disuntikkan.
Sementara itu, pendonor dapat duduk di sofa saat plasma darah dikumpulkan. Seluruh darah yang diambil dari vena dikumpulkan plasma darah dan sisanya dikembalikan ke pendonor.
Setelah proses donor selesai, tempat jarum disuntikkan akan ditutupi oleh perban. Pendonor juga perlu mengonsumsi camilan dan minuman agar pulih selama 10-15 menit.
Normalnya, tubuh orang dewasa yang sehat akan mengganti plasma yang keluar dengan cepat. Dengan begitu, kadar plasma darah akan kembali normal beberapa hari setelah donor dilakukan.
Walaupun donor plasma darah untuk mengobati pasien yang terinfeksi COVID-19 terdengar menjanjikan, para peneliti masih mencoba meneliti metode pengobatan virus ini. Apakah terdapat efek samping yang serius atau tidak. Dengan begitu, donor plasma dapat dilakukan dengan aman pada pasien yang membutuhkan.
The post Plasma Darah Orang Sembuh Bisa Mengobati Pasien COVID-19? appeared first on Hello Sehat.
from Hello Sehat
0 Comments:
Posting Komentar